Sejarah gelar Parultop diberikan menurut Lumban Raja (15)

No: 15
Judul: SEJARAH “RAJA TUNGGAL-HASUGIAN” BERSAMA ISTERINYA BORU SUMANGGE br. NAINGGOLAN
Oleh: Ir. WALDUIN HASUGIAN
Tanggal: 1 Juli 1988
Sumberhttps://lesmardin1988.wordpress.com/wp-content/uploads/2013/02/sejarah.pdf
Pencatat referensiKardi Siboro

  ***

BAB V PERKAWINAN RAJA TUNGGAL DENGAN BORU SUMANGGE BR. NAINGGOLAN

Halaman 14-15

 1. Datu Parulas Nainggolan merasa gembira dengan hadirnya Raja Tunggal dan Orang Kaya Tua demikian juga mereka berdua sangat senang tinggal bersama keluarga Datu Parulas karena sudah lama mereka berkelana dihutan belantara tanpa melihat orang dan makanan. Setelah selesai mereka makan bersama sebagai pertanda menyambut tamu, Datu Parulas menanyakan mereka : Kelihatannya kalian seperti "Ulubalang" oleh karena itu kami mengharapkan dapat membantu kami melawan musuh kami selama ini dari Banuarea. Dan bila mana berhasil salah satu dari kalian berdua menjadi menantu saya. Mendengar ucapan Datu Parulas maka Raja Tunggal menjawab : Kami bukan "Ulubalang", kami adalah manusia biasa yang tidak tahu apa-apa akan tetapi kami berusaha membantu bapak sesuai dengan kemampuan yang ada pada kami tanpa mengharapkan sesuatu, karena kewajiban kami menolong orang yang memang perlu ditolong sedaya mampu yang ada pada kami tanpa meminta imbalan apapun. Mendengar jawaban Raja Tunggal, maka Datu Parulas merasa senang sekali menerima jawaban tamunya itu. Dia tidak menyangka kalimat demikian muncul dari tamunya. Walaupun demikian jawaban tamunya itu, Datu Parulas yakin bahwa tamunya itu dapat membantunya serta mengalahkan musuhnya dari Banuarea.  

2. Setelah Datu Parulas memberitahukan kepada Raja Tunggal dan Orang Kaya Tua bahwa sudah dapat dilaksanakan perlawanan terhadap musuhnya dan Banuarea maka Raja Tunggal dan Orang Kaya Tua mempersiapkan Ultop, Tali Solang dan llmu Pahabangkon Losung. Melihat persiapan Raja Tunggal dan Orang Kaya Tua Datu Parulas Nainggolan terkejut disamping bergembira karena belum pernah melihat alat-alat tersebut serta yakin bahwa musuhnya akan kalah. Raja Tunggal dan Orang Kaya Tua menjelaskan cara pemakaian dan akibatnya dan alat-alat tersebut kepada Datu Parulas. Tiba saat yang ditentukan maka Raja Tunggal dan Orang Kaya Tua berangkat menuju tempat perang yaitu arah ke Banuaera dan disinilah dipergunakan Raja Tunggal dan Orang Kaya Tua Ultop, Tali Solang, dan Pahabangkon Losung yang menyebabkan musuh Datu Parulas Nainggolan dari Banuarea lari terbirit-birit dan menyerah karena tidak mampu mereka melawan keunggulan Ultop, Tali Solang dan Pahabangkon Losung yang dipergunakan 15 oleh Raja Tunggal dan Orang Kaya Tua. Kemenangan Datu Parulas Nainggolan cukup tersebar di kampung itu dan membawa berita yang menggembirakan didaerah kerajaan Datu Parulas Nainggol karena selama ini musuh dari Banuarea datang mengancam keluarga Datu Parulas sekarang menyerah kalah.  

3. Oleh karena kegembiraan yang dialami Datu Parulas berhubung karena sudah resmi menang melawan musuhnya dari Banuarea maka diadakanlah pesta besar sebagai pertanda menang serta mengucapkan terima kasih kepada Raja Tunggal dan Orang Kaya Tua. Dan sesuai dengan janji Datu Parulas kepada Raja Tunggal di Orang Kaya Tua maka dipanggillah mereka berdua oleh Datu Parulas sambil menjelaskan bahwa anaknya perempuan hanya satu orang dan anak laki-laki tiga orang. Oleh sebab itu siapakah diantara kalian berdua yang menjadi menantu saya? Lalu Orang Kaya Tua menjawab : yang tertua diantara kami berdua adalah Raja Tunggal dan dialah yang pantas duluan kawin walaupun dalam hatinya tertarik kepada Boru Sumangge. Akan tetapi karena adat maka dia tidak pantas menantu Datu Parulas. Mendengar ucapan Orang Kaya Tua, Raja Tunggal selalu rendah hati mengatakan kepada adiknya agar dia saja menjadi menantu Datu Parulas serta mendesak duluan kawin, namun Orang Kaya Tua menolak serta mengatakan : Tidak baik aku duluan kawin dari engkau karena engkau yang tertua. Bagaimana aku duluan kawin sedang engkau adalah abangku ? Melihat perundingan Raja Tunggal dan Orang Kaya Tua, Datu Parulas Nainggolan setuju Raja Tunggal menjadi menantunya berhubung karena Datu Parulas mempunyai hanya satu orang putrinya, yaitu Boru Sumangge. Dengan demikian jadilah Datu Parulas memberkahi Putrinya Boru Sumangge dengan menantunya Raja Tunggal dalam pesta adat dan resmilah mereka direstui menjadi keluarga Datu Parulas.

Catatan :

1. Pada waktu diadakan pesta perkawinan Raja Tunggal dengan Boru Sumangge br. Nainggolan, "Ultop" dijadikan mahar perkawinan sehingga "Ultop" berada ditangan Datu Parulas sejak dari situ Datu Parulas disebut "Datu Parulas Parultop".

2. Tali Solang hilang secara gaib di Aek Gaman. waktu Orang Kaya Tua meletakkan diatas batu besar kemudian mereka mandi, lalu tali solang hilang secara gaib masuk kedalam batu besar tersebut dan sejak itu tempat hilangnya tali solang tersebut disebut Namo Pahat di Aek Gaman

***

Ulasan Pencatat Referensi:

Berdasarkan cerita ini, adalah benar jika dikatakan bahwa Nainggolan Lumban Raja adalah seorang Datu Parulas Parultop, namun ada perbedaan mendasar dengan gelar Datu Parulas Parultop Purba Sigulang Batu, leluhur marga Siboro.

Gelar yang dimiliki oleh Datu Parulas Parultop Purba Sigulang batu bukanlah karena hasil pemberian dari pihak manapun melainkan karena kemampuan dan ciri khas yang ia miliki. Semua gelar yang melekat pada Datu Parulas Parultop Purba Sigulang Batu disematkan orang padanya selalu berdasar pada kemampuan yang ia miliki.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan Datu Parulas Parultop Nainggolan Lumban Raja di Pematang Bandar - Perdagangan (8)

Datu Parulas menurut Sihombing Lumbantoruan (14)